Basisdata Perikanan Hiu dan Pari (Aceh)

Responsive image

Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penangkapan  dan pendaratan hiu dan pari yang cukup intensif. Hiu dan pari yang tertangkap oleh nelayan di Provinsi Aceh merupakan hasil  tangkapan utama dan tangkapan sampingan. Beberapa alat tangkap yang digunakan untuk menangkap hiu dan pari sebagai tangkapan utama antara lain adalah jenis pancing rawai. Ikan hiu dan pari juga tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan oleh nelayan yang menggunakan jaring insang, mini trawl dan pancing. Hingga saat ini kajian ilmiah mengenai aspek biologi, sosial ekonomi, dan perikanan hiu masih sangat terbatas. Pengetahuan mengenai status populasi dari jenis-jenis hiu yang ada di perairan Provinsi Aceh sangat dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang tinggi terhadap jenis ikan ini.  Perlu dilakukan sebuah upaya terstruktur untuk memperoleh data yang akurat, yang dapat dijadikan dasar untuk pengambilan kebijakan pemerintah dalam mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan lestari hiu di Provinsi Aceh.

Upaya pengumpulan data tangkapan hiu dan pari yang berkesinambungan saat ini mulai dilakukan oleh WCS-IP bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh salah satunya di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaradja, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Data yang dikumpulkan merupakan data hiu dan pari yang merupakan tangkapan sampingan dari berbagai jenis perikanan yang didaratkan di PPS Kutaradja.
Data yang dikumpulkan meliputi data sumberdaya seperti data hasil tangkapan,
pola pemanfaatan (armada dan alat tangkap) dan biologi perikanan.

Data-data tersebut dapat menginformasikan tentang dinamika upaya penangkapan, terutama mengenai seberapa besar jumlah tangkapan hiu dan pari sebagai tangkapan sampingan dari berbagai jenis perikanan.